- Back to Home »
- fancfiction »
- What Is Love?
Posted by : Unknown
Selasa, 18 Oktober 2016
Hai udah lama gue vakum dari blog ini,
hari ini aku hanya mau update cerita ajjah. Yah walaupun hanya fiksi penggemar kuharap
kalian suka. Hari ini aku bikin tokohnya (Gyu Ri sama II woo) mungkin kalian udah
tahu artis ini. Ini hanya fanfic belaka sekedar hiburan ajjah jadi kuharap kalian
mau memberi komentar untuk cerita ini. Oh iya alasan aku memilih artis ini karena
menurutku mereka cocok dalam tokoh ceritaku ini. Hahaha lebih baik segera dibaca
nanti bosen denger ocehan author yang gak jelas. Thanks..... J
Chapter 1
I.
Married
cinta akan datang ketika
kita sering bersamanya, bahkan tanpa kita sadari, cinta akan membuat setiap
orang bahagia. Walau harus melewati penderitaan dan rasa sakit.
(Gyu Ri*****POV)
Pagi
cerah di Seoul, Minggu 4 Januari 2015. Membuat setiap hati orang yang menatap
keluar senang dan riang. Tapi tidak denganku pagi ini adalah pagi yang
menyedihkan bagiku karena di usiaku yang masih 20 tahun harus menikahi seorang
laki-laki yang tak kukenal bahkan tak kucintai. Pernikahanku akan terjadi pada
jam 10 pagi ini. pernikahan ini terjadi karena kedua orangtuaku ingin mempeerat
hububgan kerjasama perusahaan. Aku tidak bisa menolak permintaan ayahku saat
aku, ayah dan ibuku datang ke rumah orang tua pria itu.
“bagaimana
anakku dia tampan bukan?” tanya ibuku sambil menyipitkan matanya.
“hn,”
ucapku sambil menundukan kepala.
“hahahaha
putrimu ternyata pemalu” ucap ayah pria itu.
“ya,
seperti itulah Gyu Ri tapi sebenarnya dia adalah gadis yang periang dan penuh
semangat” ucap ayah dengan senyum yang menawan.
“bagaimana
II woo, kau menyukai gadis itu?” ujar ibu pria yang ku ketahui bernama Jung II
Woo.
“iya”
ucapnya datar sambil menatapku dingin.
“sepertinya
mereka sudah merasa cocok, bagaimana kita percepat pernikahan mereka. Kita
adakan minggu 6 januari besok”
“aku
setuju”
Air
mataku serasa mau keluar dari pelupuk mataku, bahkan aku harus menggigit bawah
bibirku agar aku tidak berteriak.
Padahal
ada banyak impian yang ingin aku kejar, impianku sebagai seorang penyanyi dan
pedancer.
.............................................................................................
Jam
10 pagi
Aku
menatap diriku di depan cermin, kini diriku sudah tampil beda dari biasanya.
Aku mengenakan gaun putih panjang dengan tatanan rambut yang diikat memberi
kesan elegan pada mahkota rambutku dengan hiasan mawar putih di atasnya. Aku
tak mampu menahan air mataku yang telah jatuh, bahkan aku tidak peduli dengan
make up tebal yang kupakai. Tanpa peduli dengan wajah sedihku si perias tetap
sibuk mendadaniku.
“apa
aku harus menikahinya, orang yang tidak pernah kucintai. Kenapa harus aku? Apa
karena dia adalah salah satu pewaris perusahaan grup jingkuk? Sehingga
orangtuaku memaksa menikahinya?”
(flashback*****on)
Aku
bahkan masih mengingat jelas saat ibuku memohon kepadaku di rumah sebelum
berangkat menemui keluarga Jung dirumahnya. Dia menangis dan bersimpuh di
depanku.
“kumohon
nak, kau harus mau menikahi pria itu agar ayahmu masih dapat meneruskan
perusahaan itu, ayahmu terancam bangkrut kaulah satu-satunya yang dapat
menyelamatkan perusahaan ayahmu. Tolonglah nak ibu mohon.”
Aku tak tega melihat ibuku seperti itu aku
ikut berjongkok dan memegangi kedua tangannya.
“baik
ibu, aku akan menikahinya. Aku akan mencobanya, aku akan membantu ayah”
“terima
kasih nak, maaf ibu telah membuatmu kecewa” isak ibuku.
‘tidak
ibu, Gyu Ri senang jika ayah dan ibu baahagia”
Aku
dan ibuku saling berpelukan.
“ibu
yakin kau akan bahagia dengannya”
Aku
semakin mengeratkan pelukanku pada ibuku dan mencurahkan tangis bersama.
(flashback****off)
Masih
teringat jelas ingatan itu di kepalaku. Saat aku sedang berpikir tentang
pernikahan ini tiba-tiba pintu terbuka. Ternyata yang membuka seorang pria
menggunakan jas hitam dengan rambut model boyband berwarna coklat kehitaman itu
yang sudah berdiri di depan pintu sambil melipat kedua tangannya, dia adalah
calon suamiku Jung II Woo.
“aku
ingin berbicara dengan pengantinku, tolong kalian keluar” ucap Jung.
“baik
tuan” ucap penata rias dan seluruh pelayan.
Akhirnya
di dalam kamar hanya tinggal aku dan dia.
“baik
nona Nam Gyu Ri aku kesini hanya ingin membuat perjanjian denganmu” ucap Jung
dengan dingin dan menghampiri kursiku.
“perjanjian?
Perjanjian apa?” tanyaku penasaran.
“perjanjian
yang aku buat setelah menikah” ucapnya dengan nada datar dan gaya soknya.
Aku
menatapnya dingin, ingin rasanya aku menerkam wajahnya. Tapi aku masih punya
harga diri, aku tidak mau mengotori tanganku dengan bekas wajah pria ini. jujur
jika dilihat dari dekat Jung memang pria yang tampan tanpa ada noda sedikitpun,
kalau dipikir-pikir dia adalah pria idola semua wanita. Tapi tidak berlaku
denganku, bahkan aku merasa jijik dengan tingkahnya yang sangat sombong itu.
“begini
nona Nam Gyu Ri, setelah menikah aku mau mengadakan 4 perjanjian” ucap Jung
sambil mengangkat 4 jarinya dengan sebelah alis terangkat.
“sebutkan
apa perjanjiannya” jawabku tak kalah ketusnya.
“baik,
perjanjian pertama setelah menikah aku ingin kita berpisah kamar dan aku tidak
akan pernah menyentuhmu. Kedua, aku ingin kau berbelanja keperluan pribadimu
dengan menggunakan uangmu sendiri kecuali keuangan keluarga, ketiga aku ingin
kita berpura-pura mesra seakan rumah tangga kita baik-baik saja, dan yang
terakhir kita bisa berhubungan khusus dengan orang lain seperti pacaran tanpa
memperdulikan status kita sebagai suami istri”
Aku
mendengar dengan seksama dan tidak berpikir panjang, aku pun menjawab.
“ya
baik.”
“bagus,
kau tahu bagiku kau hanya seorang gadis bodoh yang mau jadi boneka oleh
orangtuanya” ucapnya dengan nada menghina.
“heh,
tuan Jung II Woo jangan sekali-kali membawa nama orang tuaku dalam masalah ini.
jika kau melakukannya sekali lagi aku tidak segan-segan memukulmu meski kau
suamiku”
“ternyata
kau gadis yang kasar tidak seperti yang ku kira” ujar Jung tersenyum sinis.
”Aku
akan selalu kasar di depanmu, karna aku tidak menyukaimu.” Ucapku serius sambil
menunjuk jari telunjukku di depan wajahnya.
Dia
hanya tersenyum jahat padaku dan meninggalkanku di ruang tata rias. Aku merasa
badanku lemas, tapi aku harus terlihat kuat di depannya. Aku tidak mau terlihat
lemah di depannya.
“apa-apaan
dia, beraninya menghinaku” runtukku dalam hati.
..............................................................................................
(Author******POV)
Lalu.........
Alunan
musik yang indah menggema di seluruh ruang altar, Gyu Ri berjalan dengan anggunnya menuruni
tangga sambil membawa seikat bunga. Semua orang yang datang terpesona akan
kecantikannya bahkan orang tuanya pun terharu melihat putri pertamanya menikah
dan tampil cantik dengan gaun pengantin.
Jung
yang sudah menunggu di bawah tangga menyambut Gyu Ri dengan menggenggam
tangannya dan menariknya menuju ke meja altar untuk mengikat janji suci
pernikahan.
“Jung
II Woo maukah kau menerima Nam Gyu Ri dalam keadaan sehat maupun sakit dan
selalu menerima kelebihan maupun kekurangannya, dan maukah engkau selalu ada di
sampingnya sampai maut memisahkan?” ucap sang pendeta.
“saya
bersedia” ucap Jung lantang.
“Nam
Gyu Ri maukah kau menerima Jung II Woo dalam keadaan sehat maupun sakitdan
selalu menerima kelebihan maupun kekurangannya, dan maukah engkau selalu ada di
sampingnya sampai maut memisahkan?” ucap sang pendeta kembali.
“s...s...saya
bersedia” ucap Gyu Ri gugup.
“baik
kalian sekarang sah menjadi suami istri, kalian boleh berciuman” ucap sang
pendeta kembali.
Gyu
Ri terkejut mendengar ucap sang pendeta, bahkan ia tak dapat bernafas apalagi
wajahnya memerah ketika wajah sang suami Jung semakin dekat kerahnya. Rasanya
semua badan Gyu Ri kaku ketika ia dapat merasakan hembusan nafas sang suami
menerpa wajahnya. Namun, ketika bibir mereka mulai menyatu. Semua tamu undangan
disana terkejut dan berhambur ke arah sang pengantin wanita karena, tiba-tiba
sang pengantin wanita jatuh pingsan. Tapi untungnya dengan sigap Jung dapat
menangkap Gyu Ri sehingga kepalanya tidak terbentur lantai.
“dasar
gadis bodoh” runtuk Jung kesal.
..............................................................................................
(Gyu
Ri ***** POV)
Aku membuka mataku perlahan sampai
kulihat dengan jelas sebuah cahaya lampu yang menerpaku. Aku terbangun dengan
perasaan terkejut saat aku menyadari bahwa ternyata aku sudah ada si dalam
kamar yang berdinding putih, dan berhiasan bunga mawar putih di dalamnya.
“apa
yang terjadi?” batinku.
Aku
cukup lama dengan lamuanku sampai-sampai sebuah suara yang familiar bagiku
terdengar di gendang telingaku.
“rupanya
kau sudah bangun, gadis bodoh”
Aku
menoleh dan kulihat suamiku Jung tengah berdiri di dekat balkon dengan tangan
dilipat di dada dan berdiri dengan sombongnya.
“apa
yang terjadi?” tanyaku penasaran.
“apa
kau tidak ingat heh, kau pingsan saat aku mau menciummu. Apa kau tidak pernah
dicium sehingga kau pingsan begitu, benar-benar bodoh” ucapnya kesal.
“memangnya
kenapa, b...bukankah kau bilang kau tidak akan menyentuhku”
Dia
terdiam sebentar mendengar jawabanku.
“hah
kau ini menyusahakanku saja, lebih baik kau turun dari ranjang itu. Aku mau
tidur”
“a....a..apa?
kenapa kau mengusirku. Bukannya kau pergi saja ke kamar yang lain”
“ahh,
kau ini benar-benar gadis yang bodoh jika aku pergi ke kamar lain. Orang tuaku
akan curiga kenapa pengantin baru pisah kamar pada malam pertama. Lebih baik
kau cepat pergi”
Aku
pun turun dari ranjang yang nyaman ini.
“lalu
aku tidur di mana, aku tidak mau tidur di lantai”
“kau
tidur di sofa itu saja” ucapnya sambil menunjuk ke arah sofa yang ada di
samping almari.
Aku
memasang wajah sebal, bisa-bisanya ada pria yang menyuruhku istrinya tidur di
sofa. Aku segera pergi ke sofa dan membaringkan tubuhku disana hanya gaun
pengantin yang masih kupakai tapi rambutku sudah tergerai panjang tanpa adanya
bantal dan selimut. Ku coba menutup mata dan menunggu sang raja siang naik di
tahtanya.
TBC........